Perkembangan
Telematika di Indonesia
Perkembangan
teknologi telekomunikasi dan informatika (Telematika) begitu pesat di
dunia. Ada kecenderungan konvergnsi (menyatu). Artinya, jika sebelumnya
teknologi informasi, telekomunikasi dan penyiaran terpisah, maka saat ini
ada kecenderungan untuk menyatu. Di Indonesia sendiri, trend konvergensi
telematika disambut dengan euoporia sangat besar. Melonjaknya pengguna
facebook, twitter dan jejaring sosial lainnya di internet seiring dengan
meningkatnya pengguna handphone, dapat dijadikan contoh dalam hal ini.
Perkembangan teknologi
komputer dan sistem informasi sekarang ini sudah semakin meluas ke berbagai
bidang . Masyarakat Indonesia pasti
menyadari bahwa teknologi komputer merupakan salah satu tool penting dalam
peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus informasi.
Teknologi informasi dan komunikasi komputer saat ini adalah bagian penting
dalam manajemen informasi. Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik
perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru
dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan
dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif terbaru.
Terkait
telematika di Indonesia ada dua persoalan. Pertama, pengguna internet di
Indonesia ternyata cenderung pasif dalam memproduksi konten. Kedua,
pengguna internet, termasuk media sosialnya, ternyata masih didominasi
oleh warga yang tinggal diJawa, khususnya Jakarta dan kota-kota besar lainnya
di Jawa, Indonesia Barat, dan sebagian Indonesia Tengah. Hal itu terkait
ketimpangan akses infrastruktur telematika di negeri ini.
Perkembangan telematika saat ini telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Pada segi hardware, telah banyak bermunculan
produk-produk IT muktahir yang lebih kecil, cepat dan efisien dengan
format-format unik yang berbeda. Misalnya saja teknologi perakitan prosesor
yang sudah bisa memfrabikasi hingga ukuran 40nm, telepon selular dengan koneksi
wifi, notebook dengan ukuran lebih kecil sehingga memudahkan keleluasaan
mobilitas bagi penggunanya serta yang tidak kalah penting adalah tersedianya
akses hotspot dimana-mana sehingga hampir setiap orang dapat mengaksesnya.
Selain akses point dimana-mana, saat ini masyarakat pun bisa dengan mudah mengakses
internet dari rumah maupun kantor dengan jaringan broadband yang disediakan
oleh bermacam-macam penyedia jasa internet. Murahnya jasa penyedia layanan
internet pun menjadikan perkembangan telematika semakin cepat. Hal ini membuat
menjamurnya warung-warung penyedia jasa layanan internet menjamur dimana-mana.
Akses masyarakat terhadap internet pun semakin mudah, kini masyarakat Indonesia
dapat dengan mudah mengakses internet kapan saja, dimana saja dan oleh siapa
saja.
·
Perkembangan Telematika di Indonesia
Di
Indonesia, pengaturan dan pelaksanaan mengenai berbagai bidang usaha yang
bergerak di sektor Telematika diatur oleh Direktorat Jenderal Aplikasi
Telematika. Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika (disingkat DitJen APTEL)
adalah unsur pelaksana tugas dan fungsi Departemen di bidang Aplikasi
Telematika yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Komunikasi
dan Informatika Republik Indonesia. Di Indonesia, perkembangan Telematika
mengalami tiga periode berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat. Pertama
adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan
akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut pengenalan, rentang waktunya adalah
tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga ini
dimulai tahun 2000.
1.
Periode Rintisan
Memasuki tahun 1980-an, selama satu
dasawarsa, Learn To Use teknologi
informasi, telekomunikasi, multimedia, mulai dilakukan. Jaringan telpon,
saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan internasional, dan
komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun penggunanya masih terbatas.
Kemampuan ini dilatarbelakangi oleh kepemilikan satelit dan perekonomian yang
meningkat dengan diberikannya penghargaan tentang swasembada pangan dari
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) kepada Indonesia pada tahun
1984. Penggunaan teknologi Telematika oleh masyarakt Indonesia masih
terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi Email dalam
suatu group, dirintis pada tahun 1980-an. Mailinglist (milis) tertua di
Indonesia dibuat oleh Johny Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan
perangkat "pesan" berbasis "Unix", "Ethernet",
pada tahun 1983, persis bersamaan dengan berdirinya Internet sebagai protokol
resmi di Amerika Serikat. Pada tahun-tahun tersebut, istilah "Unix",
"Email", "PC", "Modem", "BBS",
"Ethernet", masih merupakan kata-kata yang sangat langka.
Periode rintisan Telematika ini merupakan masa di mana
beberapa orang Indonesia belajar menggunakan Telematika, atau minimal
mengetahuinya. Tahun 1980-an, Teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di
TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara
Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar Jakarta, bahkan di luar
Pulau Jawa.
2. Periode
Pengenalan
Tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis yang mulai digagas sejak tahun 1980-an, terus berkembang. Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah Web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet.
Teknologi
Telematika, seperti komputer, Internet, Pager, Handphone, Teleconference,
siaran radio dan televisi internasional - tv kabel Indonesia, mulai dikenal
oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan Telematika ini mengalami lonjakan
pasca kerusuhan Mei 1998. Masa krisis ekonomi ternyata menggairahkan
Telematika di Indonesia, Pemerintah yang masih sibuk dengan gejolak
politik yang kemudian diteruskan dengan upaya demokrasi pada Pemilu 1999, tidak
menghasilkansuatu keputusan terkait perkembangan Telematika di Indonesia. Dunia
pendidikan juga masih sibuk tambal sulam kurikulum sebagai dampak perkembangan
politik terbaru, bahkan proses pembelajaran masih menggunakan cara-cara
konvensional. Walaupun demikian, pada tanggal 15 Juli 1999, arsip pertama milis
Telematika dikirim oleh Paulus Bambang Wirawan, yakni sebuah permulaan Mailing
List Internet terbesar di Indonesia.
3. Periode Aplikasi
Pada perkembangan di periode Aplikasi, Reformasi yang banyak disalahartikan, melahirkan gejala yang serba bebas, seakan tanpa aturan. Pembajakan Software, Hand Phone illegal, perkembangan teknologi komputer, Internet, dan alat komunikasi lainnya, dapat dengan mudah diperoleh, bahkan dipinggir jalan atau kios-kios kecil. Tentunya, dengan harga murah.Keterjangkauan secara finansial yang ditawarkan, dan gairah dunia digital di era millenium ini, bukan hanya mampu memperkenalkannya kepada masyarakat luas, akan tetapi juga mulai dilaksanakan, diaplikasikan. Pada pihak lain, semua itu dapat berlangsung lancar, dengan tersedianya sarana transportasi, kota-kota yang saling terhubung, dan Industri Telematika dalam negeri yang terus berkembang.
Awal era millennium inilah, pemerintah Indonesia
serius menaggapi perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik.
Kebijakan pengembangan yang sifatnya formal "top-down"
direalisasikan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 50 Tahun
2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan
Telematika.
Selanjutnya, Teknologi Mobile Phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan Internet juga stasiun televisi, dan Teleconference melalui 3G. Teknologi komputer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), Multi Processor, Multislot Memory, dan jaringan Internet berfasilitas Wireless Access Point.
Perkembangan
telematika di Indonesia mengalami peningkatan, sejalan dengan inovasi teknologi
yang terjadi. Prospek ke masa depan, telematika di Indonesia memiliki potensi
yang tinggi, baik itu untuk kemajuan bangsa, maupun pemberdayaan sumber daya
manusianya.
Referensi